Tanah Rata, Banda Neira - Dalam rangka menyambut Banda Heritage Festival (BHF) 2025, masyarakat Negeri Administratif Tanah Rata mulai menggelar latihan intensif dayung belang (kora-kora) sebagai persiapan untuk mengikuti lomba resmi yang akan diselenggarakan panitia pada 29 November 2025. Suasana penuh semangat dan kebersamaan terlihat jelas di setiap sesi latihan yang berlangsung di pesisir negeri, di mana gema suara aba-aba dan riak air menjadi saksi antusiasme warga menyambut ajang bergengsi ini.
Lomba dayung kora-kora bukan sekadar perlombaan biasa bagi masyarakat Banda. Ia telah menjadi bagian dari identitas budaya sekaligus simbol persatuan dan kekompakan. Di Tanah Rata, tradisi ini kembali menghidupkan semangat gotong royong serta jiwa kompetitif yang sehat di tengah masyarakat.
Setiap sore, pesisir mulai dipadati warga yang datang menyaksikan ataupun turut serta dalam latihan. Para pendayung—baik senior maupun pendatang baru—tampak gigih mengoordinasikan kekuatan dan kekompakan gerakan dayung mereka. Mereka ingin memastikan bahwa saat hari perlombaan tiba, Tanah Rata mampu tampil sebagai peserta terbaik dan membawa pulang piala kebanggaan.
Yang menarik, semangat untuk berpartisipasi tidak hanya datang dari kalangan orang tua ataupun pendayung senior. Para pemuda Tanah Rata pun turut mengambil bagian dalam persiapan menuju kompetisi ini. Dengan penuh percaya diri, mereka menurunkan sebuah perahu kora-kora khusus untuk tim muda—sebuah simbol keberanian dan tekad untuk menantang para senior di arena lomba kelak.
Para pemuda ini berlatih keras setiap hari, memoles teknik, memperkuat fisik, serta meningkatkan kekompakan agar mampu tampil maksimal. Tekad mereka sederhana namun penuh makna: menjadi kebanggaan negeri dengan membawa pulang piala yang diperebutkan.
Tidak ketinggalan, para ibu-ibu desa Tanah Rata juga mengambil peran penting dalam mendukung latihan dayung ini. Mereka hadir memberikan semangat, meluangkan waktu, bahkan terlibat dalam mempersiapkan kebutuhan para pendayung selama latihan. Kehadiran mereka menjadi sumber energi tambahan bagi para peserta yang tengah mempersiapkan diri menyongsong perlombaan besar.
Sorak-sorai dukungan dan doa tulus dari para ibu-ibu ini seolah meneguhkan tekad pendayung: bahwa perjuangan mereka bukan hanya tentang kompetisi, tetapi juga tentang membawa nama baik desa dan menunjukkan kekuatan persatuan masyarakat Tanah Rata.
Dengan persiapan yang matang dan semangat kebersamaan yang terus berkobar, warga Tanah Rata memandang laga dayung kora-kora nanti dengan penuh optimisme. Mereka yakin bahwa usaha keras selama latihan akan membuahkan hasil terbaik di ajang Banda Heritage Festival 2025.
Tidak hanya berlatih untuk menjadi yang tercepat, masyarakat Tanah Rata juga berlatih untuk menunjukkan jati diri: bahwa mereka adalah negeri yang menjunjung tinggi tradisi, menjaga kebersamaan, dan siap mengharumkan nama Desa Tanah Rata di hadapan seluruh peserta dan penonton festival.
(Artikel ini dibuat oleh Tim Website Desa Tanah Rata)