
Tanah Rata, Banda Naira – Seperti Desa lainnya, Sanggar seni Toppo Assa merupakan salah satu kelompok sanggar seni tari yag berada di Kecamatan Banda tepatnya di Desa Tanah Rata
Kelompok Sanggar ini dibentuk pada tahun 2018 dengan nama "Topo Assa" dan diprakarsai oleh Ibu Suartin La Maliki, seorang tokoh yang berperan penting dalam mengembangkan sanggar ini.
Nama Toppo Asa berasal dari bahasa Buton yang memiliki makna mendalam, yaitu "Bersatu." Nama ini menggambarkan tujuan utama sanggar ini, yaitu menyatukan masyarakat melalui seni dan budaya. Dengan visi tersebut, Toppo Asa telah menjadi langkah penting dalam melestarikan dan memperkenalkan budaya tradisional Buton, termasuk tarian-tarian seperti Lariangi dan Pajoge.
Ibu Suartin La Maliki, selaku ketua sanggar, memiliki peran vital dalam mengarahkan dan memajukan Toppo Asa. Dengan semangat dan dedikasi untuk melestarikan seni dan budaya daerah, sanggar ini menjadi tempat yang menginspirasi generasi muda untuk lebih mengenal dan mencintai warisan budaya mereka. Pemerintah Negeri Administratif Tanah Rata pun mendukung penuh kebutuhan dan perlengkapan sanggar, mulai dari kostum hingga alat musik yang beragam.
Toppo Asa tidak hanya berfungsi sebagai tempat latihan, tetapi juga sebagai pusat kegiatan budaya yang menarik perhatian baik bagi warga Desa Tanah Rata maupun pengunjung luar. Setiap tahun, sanggar ini mengadakan berbagai pertunjukan yang memberikan kesempatan untuk menyaksikan tarian-tarian tradisional yang memukau.
Selain melestarikan tarian adat Buton, seperti Lariangi dan Pajoge, Sanggar Seni Toppo Asa juga mengajarkan tarian tradisional dan modern yang merupakan hasil kreasi dari Ibu Suartin La Maliki dan pengurus sanggar lainnya. Pendekatan ini memberikan dimensi baru pada kegiatan seni di Desa Tanah Rata, karena selain menjaga tradisi, sanggar ini juga memperkenalkan elemen-elemen baru yang dapat menarik minat generasi muda.
Kreasi tarian modern yang dipadukan dengan unsur tradisional menjadi cara efektif untuk membuat seni budaya lebih relevan di era sekarang. Hal ini memberi peluang bagi para penari muda untuk mengembangkan gaya dan teknik baru, sambil tetap menghormati akar budaya mereka. Dengan kombinasi tarian tradisional dan modern, Toppo Asa pun menjadi tempat yang sangat dinamis untuk perkembangan seni dan budaya, serta menarik perhatian lebih banyak orang, baik dari dalam maupun luar desa.
Selain itu, sanggar ini beberapa kali diutus untuk menyambut tamu-tamu penting, baik kunjungan pemerintah maupun tamu-tamu luar negeri, seperti wisatawan. Penampilan mereka tidak hanya memperkenalkan tarian, tetapi juga memperkenalkan identitas budaya Buton kepada dunia.
Harapan besar pun disampaikan oleh Ibu Suartin La Maliki selaku Ketua Sanggar Seni Toppo Asa, yaitu agar sanggar ini tidak hanya tampil di Kecamatan Banda, tetapi juga di luar kecamatan, bahkan di tingkat provinsi, nasional, atau internasional. Hal ini tentu akan membuka peluang besar bagi para penari dan masyarakat Tanah Rata untuk memperkenalkan kekayaan budaya mereka ke berbagai tempat.
Dengan visi yang besar seperti itu, Toppo Asa memiliki potensi untuk menjadi duta budaya yang memperkenalkan tarian Buton, terutama Lariangi dan Pajoge, serta kreasi seni lainnya ke lebih banyak orang. Selain memperkuat identitas budaya Buton, penampilan di luar kecamatan juga akan memberikan kesempatan bagi para penari muda untuk mendapatkan pengalaman baru, memperluas wawasan, dan membangun kebanggaan atas warisan budaya mereka.
Semoga harapan besar tersebut dapat terwujud dengan lancar, dan Toppo Asa terus berkembang dan memberi dampak positif bagi masyarakat dan budaya Desa Tanah Rata.
Artikel ini diterbitkan oleh Tim Website Desa Tanah Rata
.jpeg)
